WELLCOME

ENJOY WITH ME

Senin, 12 Mei 2014

== KARANGAN ILMIAH ==


Pengertian Karya Ilmiah
“Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
§  Memberi penjelasan
§  Memberi komentar atau penilaian
§  Memberi saran
§  Menyampaikan sanggahan
§  Membuktikan hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.
Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
Bentuk Karya Ilmiah Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
1.Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2.Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3.Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri Karya Ilmiah
1.Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2.Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3.Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4.Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Dan ciri-ciri yang lain antara lain:
  • Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan tertentu,  misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya;
  • objektif, artinya pembahasan suatu hasil penelitian  sesuai dengan yang diteliti.;
  • cermat, tepat, dan benar;
  • tidak persuasif;
  • tidak argumentatif;
  • tidak emotif;
  • netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak tertentu;
  • tidak melebih-lebihkan sesuatu
Macam-Macam Karya Ilmiah
1.Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
2.Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3.Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1)Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2) Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3) Sikap obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4) Sikap ingin menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5)Sikap menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6)Sikap tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7)Sikap terbuka
 Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai

Senin, 05 Mei 2014

Direct-Indirect Speec


KALIMAT LANGSUNG - KALIMAT TIDAK LANGSUNG
1.Pengertian
a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang dikatakan langsung oleh pembicara.

b. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat langsung adalah salah satu cara untuk menunjukkan apa seseorang atau pembicara lain telah mengatakan secara langsung untuk pernyataan seperti itu, pertanyaan, atau komentar lain untuk mengubah format diskusi sehingga orang-orang semacam pernyataan menjadi jelas, alami, dan efisien untuk para pendengar

2.Fungsi
Fungsi dari kalimat tidak langsung adalah untuk memberitahu atau melaporkan kembali ucapan seseorang tanpa mengubah arti atau isi dari pembicara berubah dari bentuk langsung hasil bentuk tidak langsung yang berubah pada adverb, artikel, moda angkutan sebagai memungkinkan:
Direct Speech
Indirect Speech
Here
There
Last month / year
The month / year before, the preceding month / year, the previous month / year
Next month / year
A month / year later, the following month / year, the next month / year
Now
At that time, then
Today
That day
Tomorrow
A day later, the following / next day
Yesterday
The day before, the previous day
Two days / weeks ago
Two days / weeks before, two days / weeks earlier
Modification of Verb
Modifikasi kata kerja dari langsung kalimat tidak langsung dapat mengubah kata kerja menjadi 'to infinitive'. Perubahan ini diterapkan untuk imperatif pelaporan (perintah). Selanjutnya, umumnya kata kerja tegang (sekarang atau masa depan, termasuk modal) berubah menjadi bentuk masa lalu. Ini adalah rincian sebagai berikut:
Direct Speech
Indirect Speech
Direct Speech
Indirect Speech
Simple Present
Simple Past
Will
Would
Present Continuous
Past Continuous
Must, have to
Had to
Present Perfect
Past Perfect
May (permission)
Could, might
Future (am / is / are going to)
Was / were going to
Shall
Should (ask for advice), would (simple future)
Simple Past
Past Perfect
May (possibility)
Might
Past Continuous
Past Perfect Continuous
Can
could
3. Examples of Direct Speech to Indirect Speech

a. Positive Form

Direct Speech
Indirect Speech
Simple Present
He said, “I always watch the UEFA Champions League.”
He said that he always watched the UEFA Champions League.
Present Continuous
He said me, “I am watching the UEFA Champions League now.”
He said me that he was watching the UEFA Champions League then.
Present Perfect
He said me, “I have already watched the UEFA Champions League.”
He said me that he had already watched the UEFA Champions League.
Simple Past
He said me, “I watched the UEFA Champions League last night.”
He said me that he had watched the UEFA Champions League the night before.
Past Continuous
He said me, “I was watching the UEFA Champions League at 02.45 o’clock this morning.”
He said me that he had been watching the UEFA Champions League at 02.45 o’clock that morning.
Past Perfect
He said me, “I had watched the UEFA Champions League at 02.45 o’clock yesterday morning.”
-
Past Future
He said me, “I would watch the UEFA Champions League .”
He said me that he would have watched the UEFA Champions League.
b. Negative Form

Direct Speech
Indirect Speech
Simple Present
He said me, “I don’t always watch the UEFA Champions League.”
He said me that he didn’t always watch the UEFA Champions League.
Present Continuous
He said me, “I am not watching the UEFA Champions League now.”
He said me that he wasn’t watching the UEFA Champions League then.
Present Perfect
He said me, “I haven’t already watched the UEFA Champions League .”
He said me that he hadn’t already watched the UEFA Champions League.
Simple Past
He said me, “I didn’t watch the UEFA Champions League last night.”
He said me that he hadn’t watched the UEFA Champions League the night before.
Past Continuous
He said me, “I wasn’t watching the UEFA Champions League at 02.45 o’clock this morning.”
He said me that he hadn’t been watching the UEFA Champions League at 02.45 o’clock that morning.
Past Perfect
He said me, “I hadn’t watched the UEFA Champions League at 02.45 o’clock yesterday.”
-
Past Future
He said me, “I wouldn’t watch the UEFA Champions League.”
He said me that he wouldn’t have watched the UEFA Champions League.
c. Yes-no Question Form

Direct Speech
Indirect Speech
Simple Present
He asked me, “Do you always watch the UEFA Champions League?”
He asked me if I always watched the UEFA Champions League.
Present Continuous
He asked me, “Are you watching the UEFA Champions League now?”
He asked me if I was watching the UEFA Champions League now.
Present Perfect
He asked me, “Have you already watched the UEFA Champions League?”
He asked me whether I have already watched the UEFA Champions League.
Simple Past
He asked me, “Did you watch the UEFA Champions League last night?”
He asked me whether I had watched the UEFA Champions League the night before.
Past Continuous
He asked me, “were you watching the UEFA Champions League at 02.45 o’clock this morning?”
He asked me whether I had been watching the UEFA Champions League at 02.45 o’clock that morning.
Past Perfect
He asked me, “Had you watched the UEFA Champions League at 02.45 o’clock yesterday morning?”
-
Past Future
He asked me, “would you watch the UEFA Champions League?”
He asked me if I would have watched the UEFA Champions League.
d. Wh- Question Form

Direct Speech
Indirect Speech
Simple Present
He asked me, “Why do you always watch the UEFA Champions League?”
He asked me why I always watched the UEFA Champions League.
Present Continuous
He asked me, “What are you looking at?”
He asked me what I was looking at.
Present Perfect
He asked me, “What have you already done?”
He asked me what I had already done.
Simple Past
He asked me, “Why did you miss the UEFA Champions League last night?”
He asked me why I had missed the UEFA Champions League last night.
Past Continuous
He asked me, “What kind of match were you watching at 02.45 o’clock last night?”
He asked me what kind of match I had been watching at 02.45 o’clock the night before.
Past Perfect
He asked me, “What had you watched at 02.45 this morning?”
-
Past Future
He asked me, “What would you do after watching the UEFA Champions League?”
He asked me what I would have done after watching the UEFA Champions League.
e. Imperative Form
Function
Direct Speech
Indirect Speech
Command
He ordered me, “Watch the UEFA Champions League!”
He said me to watch the UEFA Champions League.

He said me, “Don’t be missed the UEFA Champions League!”
He said me not to be missed the UEFA Champions League.
Prohibition
He said me, “Watch Out!”
He said me to watch out.

He said me, “don’t touch me!”
He said me not to touch him.
Advice
He said me, “Don’t be lazy to study.”
He said me not to be lazy to study
Instruction
He told me, “go straight ahead then turn right.”
He told me to go straight ahead then turn right.
Request
He said me, “don’t leave me alone.”
He said me not to leave him alone.