Kelas
sosial (social class) adalah suatu hirarki status nasional dengan mana kelompok
dan individu-individu dibedakan dalam penghargaan (esteem) dan pretise
(prestige). Tiga faktor yang biasa mempengaruhi untuk menilai
statifikasi sosial adalah :
1.
Kekayaan relative
2.
Kekuasaan atau pengaruh
3.
Martabat
PENGUKURAN KELAS SOSIAL
Pengukuran
kelas sosial dapat dilakukan melalui:
1. Ukuran subjektif dimana orang diminta
orang diminta menentukan sendiri posisi kelas sosialnya.
2. Ukuran reputasi ditentukan oleh orang lain
dari luar lingkungannya.
3. Ukuran objektif didasarkan atas variable
sosioekonomi seperti pekerjaan, basar pendapatan, dan pendidikan.
MOBILITAS KELAS SOSIAL :
a.
Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b.
Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c.
Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d.
Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e.
Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f.
Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
Kelas
sosial pertama : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas
sosial kedua : belum lama menjadi kaya
Kelas
sosial ketiga : pengusaha, kaum professional
Kelas
sosial keempat : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor,
pengrajin terkemuka
Kelas
sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas
sosial keenam : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang
bergantung pada tunjangan.
Status Sosial
Kelas
sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.
Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status
sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena
memiliki status sosial yang rendah.
Contoh
: Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana,
Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat
disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar
seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa,
Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh
kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Pengaruh Kelas Sosial dan Status Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Aspek
hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli
berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas
sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin
menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut
adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan
yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori
yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif
dari kelas sosial.Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas
sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan,
dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari
anggota kelas sosial lainnya.
Para
individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial
dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan
bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Peranan dan Status
Sepanjang
kehidupan, seseorang akan terlibat dalam beberapa kelompok baik secara langsung
maupun tidak langsung, misalnya : keluarga, klub dan organisasi.
Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat diartikan sebagai Peranan dan
Status.
a.
Faktor Pribadi
Keputusan
seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia
dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan
konsep diri.
b.
Faktor Psikologis
Pilihan
seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu :
motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap. Motivasi seperti yang
diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan
aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi
anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk
dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan
pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
http://ananda-nando.blogspot.com/2013/01/pengaruh-kelas-sosial-terhadap.html
http://okayana.blogspot.com/2010/06/kelas-sosial-status-sosial-peranan.html
http://okayana.blogspot.com/2010/06/kelas-sosial-status-sosial-peranan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar