WELLCOME

ENJOY WITH ME

Sabtu, 23 Maret 2013

INDAH PADA WAKTUNYA



INDAH PADA WAKTUNYA

          Berumur 25 tahun ternyata menyenangkan juga, paling tidak lebih harus bertanggungjawab dengan apa yang dilakukan dan lebih pandai-pandai di dalam memilih segala sesuatunya, termasuk kemana langkah kaki ini akan diarahkan. Beberapa hari atau bahkan minggu terakhir di bulan Februari ini saya disibukkan oleh beberapa hal yang menyita perhatian saya. Entah itu mengenai urusan hati, urusan keluarga, urusan pekerjaan atau urusan persahabatan yang sesungguhnya, membuat kepala saya pecah. Tapi toh, syukur kepada Tuhan, saya masih ada saat ini. Saya masih bisa bertahan sampai sekarang dan tidak masuk ke rumah sakit jiwa karena dianggap, terlalu banyak memikirkan begitu banyak hal. Saya paham, di dalam hidup ini memang harus: keep calm and go ahead! 

Kejujuran
            Sebagaimana saya pernah ceritakan sebelumnya kalau memang kejujuran itu harus dihadapi dengan kepahitan oleh beberapa orang tertentu. Saya berusaha untuk jujur dan hal tersebut mungkin, ditanggapi secara berbeda oleh beberapa orang. Lantas, saya harus apa? Menutupi kebenaran secara setengah-setengah? Jawabannya adalah tidak. Ketika saya berusaha untuk jujur, maka saya harus siap dengan segala konsekuensinya. Diceramahi oleh beberapa orang? Sudah pasti. Dihakimi massal? Oh ini terlebih lagi. Sepertinya, setiap orang tidak siap dengan suatu kejujuran dan malah menyerang balik kejujuran saya dengan pertanyaan atau amarah yang bertubi-tubi, yang melukai perasaan atau hati saya, saya menjadi berpikir: apakah seharusnya saya menjaga jarak dengan beberapa orang yang demikian? 
           Kenapa saya harus peduli dengan perasaan mereka meskipun mereka jelas-jelas melukai perasaan saya?  Sayangnya, saya memang terlalu baik atau terlalu berdamai dengan diri sendiri sehingga melepaskan segala amarah begitu saja. Saya berusaha untuk berjalan biasa-biasa saja, meskipun beberapa kali tetap memikirkan apa yang mereka katakan, tetapi akhirnya, saya membawanya di dalam doa kepada Tuhan. 
Saya berusaha untuk jujur dengan Tuhan, jujur dengan diri sendiri, dan jujur dengan orang lain, apapun konsekuensinya. Ketika saya tahu bahwa mungkin, penghakiman dari orang sekitar adalah konsekuensinya, mau tidak mau, suka tidak suka, ya harus saya terima dengan lapang dada. 

Karir
          Saya sedang mencintai tempat kerja saya, tempat dimana Sang Khalik menempatkan saya untuk menjadi berkat untuk banyak orang. Rasanya, memang tempat ini semacam "comfort zone" saya, karir yang sebenarnya tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya tidak pernah mengeluh tentang tempat kerja saya, paling tidak, banyak hal menarik yang saya temui setiap harinya. Saya bersyukur karena Sang Khalik menempatkan saya pertama kali di tempat ini dan memberikan saya pengalaman kerja pertama kali.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar