WELLCOME

ENJOY WITH ME

Minggu, 11 Desember 2011

tulisan 5 : Penderitaan

Tidak Ada Penderitaan, Tidak Akan Mendapatkan
Menurut legenda kuno, terdapatlah satu kuil yang besar – sangat agung dan damai. Satu hal yang kurang dari kuil tersebut adalah tidak adanya patung Buddha yang dapat disembah oleh para pengikutnya. Akhirnya, seorang pemahat terkenal dipanggil untuk memahat patung Buddha.
Pemahat tersebut sangat tersentuh oleh kemurahan hati para pengikut Buddha sehingga dia pergi ke gunung dan memilih sendiri batu untuk dipahat. Pencariannya yang keras berhasil, dia menemukan bongkahan batu yang sesuai dengan keinginannya. Dia kemudian membelah batu itu mnjadi dua bagian dan kemudian mengerjakan satu bagian batu tersebut.                     
“Ini sangat menyakitkan, apakah anda bisa lebih lemah lembut lagi pada saya? Saya telah tinggal di gunng selama bertahun tahun dibawah terpaan hujan dan hembusan angin, tetapi tidak pernah mengalami penderitaan sebesar ini. Pahatan anda mengukir begitu lambat. Apakah anda yakin saya dapat dipahat menjadi patung Buddha?”
Pemahat tersebut berkata,”Penderitaan hanya sementara. Jika anda dapat bertahan, akhir dari daya tahan anda, kehidupan baru akan menunggu anda. Percayalah pada saya dan bertahanlah dengan saya.”
Batu tersebut berpikir sebentar dan berkata,”Saya akan mendengarkan anda, tetapi berapa lama lagi anda akan selesai?” Pemahat tersebut meletakkan pahatannya dan menjawab,”Saya baru saja memulai peerjaan saya, dan anda harus dapat bertahan dan melewatinya selama 30 hari. Setelah selesai, jika masyarakat tidak menyukainya, saya masih harus terus mengerjakannya untuk memperbaikinya. Jika mereka senang dengan pekerjaan saya, anda dapat menjadi sebuah patungBuddha.”

Batu tersebut kemudian terdiam. Di sisi lain dia dapat membayangkan menjadi sebuah patung Buddha dan disembah oleh puluhan ribu orang, tetapi di sisi lain, dia harus menghadapi cobaan dan penderitaan yang begitu besar. Setelah dua jam dipahat, batu tersebut kemudian menjerit,”Tolong berhentilah! Saya tidak tahan lagi!”
Pemahat itu kemudian meletakkan pahatannya dan membelah batu tersebut menjadi empat bagian. Kemudian dia meletakkan pecahan batu tersebut sebagai papan injakan di ruang utama kuil. Dia kemudian mengambil setengah pecahan batu sebelumnya dan mulai memahatnya menjadi patung.
Setelah bekerja selama beberapa saat, pemahat tersebut kemudian bertanya kepada batu tersebut,”Apakah anda merasakan sakit?” Batu tersebut menjawab,”Saya merasakan sakit yang sama seperti yang dirasakan oleh batu sebelumnya. Saya berasal dari batu yang sama, jadi penderitaan yang terasa adalah sama, tetapi saya tidak ingin menyerah begitu saja.”
Pemahat kemudian bertanya,”Mengapa anda tidak meminta saya untuk memahat lebih pelan?” Batu tersebut kemudian menjawab,”Jika saya meminta hal tersebut, patung yang akan anda pahat tidak akan halus dan rumit. Mungkin perlu diulang lagi. Lebih bagus jika anda dapat mengerjakan pekerjaan anda dengan baik tanpa perlu mengulanginya, dan tidak membuang waktu kita berdua.”
Pemahat ini sangat mengagumi tekad batu yang sangat kuat ini dan kembali bekerja dengan gembira. Setelah 30 hari yang penuh penderitaan, batu tersebut akhirnya menjadi sebuah patung yang sangat indah.
Patung Buddha tersebut sangat tinggi dan agung. Setelah patung tersebut diletakkan di altar, masyarakat mulai berdatangan terus menerus untuk menyembah patung tersebut, sehingga kuil tersebut dipenuhi oleh dupa yang terus menyala dari hari ke hari. Suatu hari batu injakan yang berasal dari separuh batu mengajukkan pertanyaan kepada patung,”Mengapa anda dapat duduk di sana dan menerima pemujaan dari masyarakat, sedangkan kami harus menderita diinjak injak oleh ribuan orang setiap hari?”
Patung Buddha tersebut menjawab sambil tersenyum,”Alasannya sangat sederhana – tidak membutuhkan usaha yang sangat keras untuk membuat injakan batu. Tetapi saya harus mengalami penderitaan jutaan pahatan untuk menjadi sebuah patung Buddha. Untuk mendapatkan sesuatu, anda pertama-tama harus mengalami penderitaan.
                                             Penderitaan
Penderitaan�.
Bukan hanya jika engkau merasa tersakiti atau dilukai
Bagiku,
Penderitaan adalah jika sepanjamg hari tertawa,
Sehingga yang keluar adalah airmata
Jika yang kukira kebaikanlah yang kukerjakan,
Tetapi kehampaanlah yang kurasakan
Penderitaan bagiku adalah,
Membantu orang yang kusayangi
Namun beban tak henti hentinya di hati
Bahkan airmata tak sanggup memikulnya
Penderitaan adalah,
Menjalani hidup tidak seperti yang kita harapkan
Di saat kita merasa mampu untuk melakukannya
Penderitaan adalah,
Membiarkan diri sendiri menderita,
Tanpa daya upaya
Penderitaan adalah aku
Yang terlalu bodoh,
Terlalu takut,
Terlalu sedih,
Untuk bahagia�
Sumber : http://sarikata.com/2005/04/17/penderitaan.html
Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhraartinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dalam kehidupan manusia sering terjadi seiring berkembangnya kehidupan manusia tersebut. Semakin berkembangnya kehidupan manusia makan akan semakin kompleks juga penderitaan yang akn di hadapi manusia.
 Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat semakin tinggi intensitas semakin berat juga penderitaan yang di alami oleh manusia tersebut. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.

Manusia lebih menyukai kenikmatan. Sedangkan penderitaan sangat di hindarkan, dalam suatu kehidupan manusia. Seseorang pasti akan merasakan penderitaan bagaimanapun jenis dan bentuknya. Contoh penderitaan fisik, bencana yang sedang di hadapin oleh orang tersebut, setra masalah yang sedang menimpa orang tersebut. Penderitaan terbagi menjadi 2 yaitu penderitaan yang bersifat lama dan penderitaan yang bersifat sementara. Penderitaan yang bersifat lama atau tidaknya tergantung oleh penyebab penderitaan tersebut. Contoh penderitaan yang bersifat lama. Kehilangan orang yang penting di dalam kehidupan seseorang. Sedangkan contoh penderitaan yang bersifat sementara adalah di kecewakanya oleh seseorang.

Penderitan dan kenikatan manusia/seseorang dengan menyukai atau tidaknya sesuatu. Jika manusia tersebut suka makan ia akan menikmati apa yang sedang dia rasakan. Sedangkan jika dia tidak menyukai maka dia akan merasa menderita dengan apa yang ia rasakan. Penderitaan yang selalu di hadapi oleh manusia bermanfaat untuk menjadi bahan instropeksi diri masing-masing manusia. Selain menjadi bahan instropeksi dapat pula menjadi suatu pengalam seseorang untuk menjadi manusia yang lebih bijak. Penderitaan tidak selalu merugika untuk yang merasakan. Mental seseorang sangat berperan penting untuk menghadapi penderitan yang sedang di alami. Selain mental yang kuat peran orang sekitar manusia juga sangat berperan untuk menyelesaikan penderitaan dan juga memberikan dorangan motivasi serta jalan keluar untuk menyelesaikan penderitaan seseorang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar